Kedua puluh empat tua-tua dan
keempat binatang
Menyembah Allah yang berdaulat.
Victor furima Sth
Wahyu 4-5
menghubungkan surat untuk ketujuh jemaat (pasal 1-3) dengan
pemaparan tentang tindakan-tindakan Allah terhadap dunia (pasal 6 dst.). Wahyu 4 berisikan
penglihatan tentang Allah atas segenap isi dunia dan ciptaanNya. Gambaran
hubungan sebelum dan sesudah.
Sebagaimana Kitab Wahyu dibuka
dengan penyebutan takhta Allah, dan surat terakhir yakni kepada jemaat yang
ketujuh ditutup dengan penyebutan takhta Kristus, demikian pula di sini
penglihatan nubuat besar yang pertama diawali dengan pernyataan: lihatlah,
sebuah takhta terdiri di sorga (lih. Dan. 7:9). Penglihatan
dahsyat ini terjadi sesudah Yohanes diundang masuk (ayat 1), dan
melihat secara rohani (ayat 2). Pusat
dari adegan yang dilihatnya adalah yang terpenting, yaitu Allah sendiri. Sosok
seperti halnya di seluruh isi Alkitab tidak pernah mungkin dilihat oleh
manusia. Yang dilihat oleh Yohanes adalah simbol-simbol tentang sifat Allah.
Sebuah takhta ialah lambang
dari pemerintahan dan kekuasaan, dan disini adalah kekuasaan dan kedaulatan
Allah (ayat 2). Yohanes
berusaha untuk mencatat penglihatan tentang Allah yang mirip dengan yang
dilihat oleh Musa (Kel. 19:9, 19), Yesaya (6:5) dan
Yehezkiel (1:26, 28). tiga hal lain dilihat Yohanes sehubungan dengan keadaan
Dia yang bertakhta itu. Ia mulia dan indah, semulia-indah permata yaspis dan
zamrud. Sang pelihat menyamakan apa yang dilihatnya dengan tiga buah batu
permata: permata yaspis, sebuah batu permata transparan bagaikan kaca
atau batu kristal, permata sardis yang berwarna merah, dan zamrud
yang berwarna hijau. Batu pertama dan batu terakhir pada penutup dada imam
besar ialah permata sardis dan yaspis (Kel. 28:17, 20).
Diperkirakan batu-batu permata ini melambangkan kekudusan. murka, dan
kemurahan. Ia penuh anugerah, di sekitar takhta-Nya memancar suatu
pelangi yang melambangkan kasih karunia. Gambaran ini pada di zaman Nuh menandai perjanjian rahmat Allah
untuk dunia. Ia dahsyat menaklukkan, menghakimi, sedahsyat kilat dan guruh yang
keluar dari takhta-Nya (ayat 5). Laut yang
dalam dunia Alkitab dipandang sebagai sumber pemberontakan dan kekacauan telah
takluk, tenang sebening kristal di hadapan-Nya (ayat 6). Di
sekeliling takhta terdapat pelangi,
Adegan berikutnya merupakan puncak
pemaparan simbolis yang ditujukan untuk membangkitkan tindakan dan harapan sama
dengan yang Yohanes lihat. Penglihatan ini bersifat eskatologis yaitu yang
senantiasa terjadi dalam realita kekal kelak dan mewujud penuh dalam realita
waktu kita. Seluruh isi surga diwakili oleh keduapuluh empat takhta dan seluruh
ciptaan diwakili oleh empat makhluk (ayat 7,8,10) tersungkur
menyembah dan menaikkan puji-pujian mereka. Pujian dari segala makhluk mengakui
kekudusan, kekuasaan, kekekalan Allah (ayat 8). Pujian
dari seisi surga mengakui kedahsyatan Allah dilihat dari sudut pandang
penciptaan (ayat 11). Seiring
dengan sikap menyembah adalah merendahkan diri sampai melemparkan
mahkota-mahkota mereka di hadapan Allah. Keterangan penglihatan ini ingin
menjelaskan bahwa, segala bentuk pemerintahan dan kekuasaan
merasa tidak layak ada dihadapan pemerintahan
Allah, sikap yang melemparkan mahkota (pemerintahan/kekuasan) mereka,
menandakan bahwa mereka mengakui dengan sepenuhnya kekuasaan dan kebesaran
pemerintahan Allah.
Mengenai keempat
binatang dalam penglihatan ini, singa melambangkan pemerintahan, anak lembu
melambangkan kekuatan atau pelayanan, manusia dalam gambaran binatang adalah
manusia yang berdosa, dan rupa burung melambangkan makhluk Roh yang biasanya
jahat. Disini pelihat mengkisahkan keempat binatang ini siang dan malam
berseruh memuji kebesaran Allah dalam takhta kemuliaannya. Hal ini mau
menjelaskan kepada kita bahwa, baik kekuasaan, segala kekuatan, manusia yang
berdosa dan segala roh-roh yang jahat, telah takhluk dihadapan kemuliaan takhta
Allah. Keempat binatang ini juga memiliki enam sayap dan bagian dalam penuh dengan
mata. Angkah enam disini menggambarkan prestasi manusia, atau biasanya
dilukiskan sebagai puncak keunggulan manusia. Berhubungan dengan mata
(pengetahuan), berarti keunggulan manusia yang berhubungan dengan dengan
pengetahuan, semuanya mengakui kekuasaan dan kebesaran Allah. Pengetahuan dan
keunggulan Allah melebihi apa yang mereka miliki.
Ayat 11 menutup
dengan suatu penghormatan atau pengakuan yang luar biasa akan kemahakuasaan
Allah yang telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini.
Komentar
Posting Komentar