Renungan
Matius 25:14-29
Jemaat yang di
berkati Tuhan Kita akan melihat konteks
penulisan kitab ini, Matius pengut cukai salah satu rasul yang di percaya
menulis kitab matius, dalam menjalankan fisi dan misi untuk membritakan injil.
matius lebih di arahkan kepada situasi kehidupan manusia-manusia modern, dengan
tingkat pendidikan serta ekonomi yang memadai sehingga arahan penulisan kitab
ini lebih kepada situasi dan kondisi yang memungkinkan pembacanya dapat
mengerti. Banyak pakar memperkirakan bahwa injil ini ditulis sebelum yerusalem
di hancurkan pada tahun 70 masehi antara tahun 60-65 ketika matius berada di
palestina atau anthiokia di siria. Kota anthiokia di palestina siria di dirikan
oleh seleukus 1 Nikator pada tahun 300 sebelum masehi, sebuah kota perdagangan
yang kaya. pusat kebudayaan helenis. Oleh sebab itu sekali lagi penulisan
perumpamaan ini di arahkan agar pembacanya yang notaben orang kaya mengeri
tentang hal kerajaan sorga, dan mengarahkan umat pada saat itu dan kita pada
saat ini kalau bisa memperlabakan kekayaan mereka dan kita maka mereka juga
harus memperlabakan injil agar fisi dan misi penginjilan itu tercapai,
Berbicara tentang talenta sejak bumi di ciptakan Allah telah memberikan Talenta
kepada setiap manusia, menurut porsi masing-masing, yang telah di tentukan-Nya,
oleh sebab itu talenta berbicara tentang segala sesuatu yang di karuniakan
Tuhan selama ia hidup di dunia menurut kemampuan, akal budi, bakat, potensi,
kepandaian, kecerdasan, ketrampilan dan jangan lupa harta benda (kekayaan) ini
semua merupakan talenta.
Jemaat yang di
berkati Tuhan Maka arahan pesan Kitab ini tidak
bisa hanya diartikan sebatas memperlabakan kekayaan, memperlabakan uang, dan
memperlabakan serta bertanggung jawab terhadap jabatan, pekerjaan yang di
berikan kepada kita. tidak bisa hanya sebatas itu. Tetapi ada tugas tanggung
jawab yang lebih besar yakni memperlabakan tanggung jawab kita terkait
penyelamatan Jiwa, sudahkan saudara selamatkan jiwa? Mungkin belum karena kita
lebih cendrung cari keslamatan pribadi sama seperti hamba ke 3 padahal tidak
tahukah kita bahwa talenta yang diberikan Tuhan untuk kita harus menjadi
kesaksian bagi kehidupan orang lain sehingga secara terselubung merka akan
menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka dan mau di babtis karena cara hidup
kita. tidak perlu menjadi rasul, nabi, dan misionari agar bisa menjadi
penyelamat jiwa cukup lewat cara hidup kita mereka akan menerima Yesus karena
betapa luar biasa karya Tuhan Dalam Kehidupan Kita.
Jemaat yang di
berkati Tuhan Mungkin
saja lebih banyak kita memperlabakan hasil kerja di bank ketimbang di berikan
kepada orang yang membutuhkan, orang yang kesusahan. Padahal kita tidak tau
bahwa sebagian hasil kerja kita itu milik Tuhan, sebagian milik orang miskin,
sebagian milik janda,duda, yatim piatu tapi kita lebih cendrung memakainya
sendiri. ada uang tapi diminta bilang tidak ada. Karena sikap kawaja, sikap
sekakar dan acuh yang tidak mau membagikan itu akhirnya uang yang di bank itu
di pakai untuk berobat, dan membiayai hal-hal yang tidak termasuk dalam kebutuhan
Hidup yang sudah direncanakan. Ini hanya contoh Sekali lagi kalau bapa mama
serta saudara ada pada posi-posi diatas berarti kita belum memperlabakan
Talenta kita. mari kita mulai memperlabakan talenta yang di berikan Tuhan
jangan menguburnya, sebab tipe orang yang mengubur talenta adalah orang yang
mengejar keselamatan Pribadi. Tuhan memberkati kita dengan Firman.
AMIN
Komentar
Posting Komentar