Tema : beriman adalah megerjakan kebaikan Sub tema : mari perangi korupsi. Kolusi dan nepotisme Bacaan : kisah para rasul 5 : 1-11 .


V.F. MateriKhotbah Minggu01 Juli 2018

Tema : beriman adalah megerjakan kebaikan
Sub tema : mari perangi korupsi. Kolusi dan nepotisme
Bacaan  : kisah para rasul 5 : 1-11 .
Bapa  mama serta saudara/i yang di berkati Tuhan


Tema minggu ini berupa ajakan untuk memerangi Korupsi. Yang kita ketahui Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang saja, tetapi bukan hanya itu. Melainkan korupsi barang, dan juga korupsi waktu. korupsi barang dan korupsi waktu, terkadang menjadi hal yang wajar dilakukan. Jadi pemahaman kita terkait dengan korupsi hanya untuk uang saja perlu di benahi. Misalnya (jelaskan korupsi waktu). kerja sampai lupa waktu ibadah, ada saja alasan untuk tidak beribadah, berdoa, sembayang dan lain-lain. akhirnya kita salah menempatkan posisi Tuhan Dalam kehidupan Kita. Kolusi/Konspirasi adalah kerja sama rahasia untuk maksud tidak terpuji atau maksud terselubung demi dan untuk melegalkan tujuan pribadi. dan Nepotisme kecendrungan untuk mengutamakan sanak saudara sendiri terutama untuk jabatan pangkat bahkan keputusan yang menyangkut benar atau salah. (selain itu ya disingkat KKN).
Bapa  mama serta saudara/i yang di berkati Tuhan
Ironisnya praktik kotor tersebut Juga mulai melingkupi banyak lembaga berlebel keagamaan. Akibatnya Lembaga keagamaan dengan segala perangkatnya yang diharapkan perannya sebagai benteng moral pencegahan KKN mulai kehilangan taring dalam memerangi KKN. Gereja mulai dijadikan lahan dolar ( investasi koinonia) melayani hanya untuk ber-infestasi. Melayani hanya untuk di kenal, melayani hanya untuk di puji, melayani hanya untuk memenuhi tujuan tertentu. Jika memperhatikan cara hidup jemaat mula-mula, mungkin kita dibuat malu.  Mengapa?  Karena jemaat pada zaman rasul-rasul memiliki hati yang mau berbagi.  Mereka suka memberi persembahan, rela menjual harta kepunyaannya untuk dipersembahkan kepada rasul-rasul dan kemudian dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya sehingga  "...tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka;"  (Kisah 4:34a) Padahal kita ketahui bersama bahwa menjadi orang percaya yang hidup di zaman mula-mula amatlah menderita. Bukan hanya masalah ekonomi yang sulit, tapi juga biasanya mereka ‘dikejar-kejar’ oleh masyarakat yang tidak menyukai kehadiran mereka sebagai orang percaya. Dan kita mendapatkan kesimpulannya: bahwa yang membuat mereka mampu bertahan adalah sikap kebersamaan dan rela berbagi yang ditunjukkan oleh jemaat mula-mula waktu itu.
Bapa  mama serta saudara/i yang di berkati Tuhan
Bahkan dikisahkan ada seorang yang bernama Yusuf dan para rasul memanggilnya Barnabas, orang Lewi dari Siprus, jauh-jauh datang untuk memberikan persembahan hasil menjual ladang.  Jumlah uang yang dipersembahkan pasti sangatlah besar dan itu sangat berarti bagi orang-orang yang membutuhkan. Ananias dan Safira ingin melakukan hal yang sama seperti Barnabas. tetapi tidak memiliki sikap hati yang benar. Akibatnya mereka menjual milik mereka tetapi hanya memberikan sebagian hasilnya kepada jemaat. Bahkan mereka juga seia-sekata berdusta mengatakan bahwa mereka telah memberikan jumlah seluruhnya.



Bapa  mama serta saudara/i yang di berkati Tuhan
Sehubungan dengan tujuan tersebut di atas. teks Kisah Para Rasui 5: 1-11 dijadikan acuan tema mingguan kali ini mengenai upaya GPI Papua dalam memerangi KKN.
Nama pasangan ltu cukup baik. Ananias dan Safira. Ananias berarti Allah bermurah hati dan Safira berarti cantik. Sayangnya. perilaku mereka sungguh bertolak belakang dengan arti nama mereka. Secara harafia (sederhana) ketika kita mengartikan firman ini maka. justru banyak orang dengan latar blakang memiliki nama baik, suka memberi, di kenal sebagai konseptor dan pendiri gereja ini justru merekalah aktor intelektual perpecahan dalam gereja, aktor intelektual korupsi di dalam gereja, aktor intelektual pencuri dalam gereja, aktor intelektual membuat aturan-aturan sepihak. Ya... Jemaat yang awam mau tau apa,,,,? Pasti ikut saja saya ingat betul orang tua (tete,nene,) dong dulu bilang begini anak Ular itu selesai gigi orang pasti dia cari tempat sembunyi yang lembab, nyaman macam dalam gereja. Jadi dengan tidak bersikap terbuka terhadap Roh Allah. kita telah membiarkan diri kita masuk ke dalam perangkap tipu daya jahat. Banyak orang datang kegereja  tidak dengan hati yang bersih.
Bapa  mama serta saudara/i yang di berkati Tuhan
Sudah barang tentu peristiwa kematian Ananias dan Saflra mendatangkan rasa hormat dan takut yang luar biasa dari jemaat kepada Allah. Bahkan peristiwa tersebut juga mempunyai pengaruh memurnikan jemaat pada saat itu. bahwa teks bacaan ini mempertegas Alkitab tidak pernah kompromi terhadap segala bentuk penyimpangan (manipulasi. dusta dan penyelewengan) sebagaimana yang menjadi modus KKN. Bahkan dengan tegas teks bacaan memperlihakan sebuah hukuman yang menakutkan sebagai efek jerah bagi pelakunya yakni kematian. Kondisi ini tentu juga menjadi pengingat agar setiap orang Kristen tidak terjebak pada segala bentuk penyimpangan. dusta dan penyelewengan. Khususnya korupsi. Kisah Ananias dan Safira dapat menjadi peringatan bahwa pada akhirnya korupsi (penyimpangan dan penyelewengan dengan segala bentuknya) akan membawa dampak buruk.
Stop korupsi Waktu, Uang, Barang. Jangan pernah jadi ular yang selesai gigit orang baru cari tempat aman, mari kalau mau melayani, lebih dulu kita serahkan hati kita kepada Tuhan, jangan pernah berpikir untuk menipu roh kudus.
Tuhan Memberkati kita dengan Firman Amin.

Komentar