- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
V.F Khotbah Minggu 10 Juni 2018
Ayub 31 :13-40
Tema : Kasih Allah dasar hidup bersama
Sub tema : Keadilan terhadap sesama
Syalom......
Bapa, mama, serta saudara-saudari yang
di berkati Tuhan !
Ketika
kita lihat dan baca firman ini, kemudian mencoba untuk singkronkan (melihat
secara bersama/mendudukan) dengan tema dan sub tema mingguan GPI Papua Kasih Allah dasar Hidup bersama, sub tema
keadilan terhadap sesama. Maka saya merasa tidak perlu untuk menceritakan atau
mengkaji lebih radikal (dalam) tentang siapa itu ayub. sebab bagi saya adalah
sesuatu yang mubasir. Mengapa ? siapa yang tidak kenal tokoh alkitab yang satu
ini terkenal dengan kesalehannya, tetapi juga terkenal dengan pengujian atas
kesalehannya. karena kitab ini bukan baru sekali kita membacanya mungkin dari
zaman bapa, mama dan saudara-saudari masi kecil pun sudah membaca kitab ini.
Oleh sebab itu firman hari ini yakni pasal 31:13-40 tidak bisa di pisah dari
satu kesatuan kitab ayub, karena saling ber-kesinambungan atau hubungan sebab
akibat.
Bapa, mama, serta saudara-saudari yang
di berkati Tuhan !
Sekali
lagi tema bulanan/mingguan kita “kasih Allah dasar hidup bersama” dan sub
temanya “keadilan terhadap sesama”. Jika bertolak dari tema dan sub tema ini.
Maka saya akan menyalahkan ayub atas semua yang terjadi dalam kehidupannya.
bagi saya memang pantas ayub di uji dengan model pengujian yang ia alami. Mari
Kita lihat alasan saya. Pertama bertolak dari kata saleh pada pasal yang
pertama. yang dimaksud dari kata salah/ kesalehan ( bhs. Ibrani. Tsaddig)
adalah keseluruhan. itu berarti mungkin
ayub di katakan saleh secara pribadinya, tetapi keluarganya tidak. Ayub takut
akan Tuhan, rajin beri perpuluhan suka mengucap syukur atas berkat Tuhan.
tetapi berbeda dengan dengan keluarganya, anak2nya suka mengadakan pesta,
hura-hura mabuk mabukan, istrinya justru temani anak-anaknya. Sedangkan ayub
senantiasa berdoa memohon pengampunan atas tindakan anak-anak serta istrinya.
Iblis melihat ha lini sebagai pintu
masuk pengujian terhadap diri ayub (ayub 1:4,5,6). Sehingga jika dikatakan
kasih Allah dasar Hidup bersama saya rasa itu tidak terjadi dalam kehidupan
keluarga ayub, ia tidak berhasil mengarahkan kehidupan keluarganya untuk hidup bersama dalam kasih Allah.
Kemudian jika di katakan keadilan terhadap sesama maka sekali lagi pribadi ayub
adil, tapi bagaimana dengan istri dan anak-anaknya. Istri ayub saja menyuruhnya untuk mengutuk Tuhan Allah moo! Apakah
itu adil? jika dibandingkan dengan semua berkat yang Tuhan telah beri dalam
kehidupan mereka.
Bapa, mama, serta saudara-saudari yang
di berkati Tuhan !
Kita kembali dalam bacaan kita Ada 10 kata
“Jikalau aku” pada ayat
13,16,19,21,24,25,26,33,38,39. Semua yang ayub katakan dalam persungutan yang
di awali dengan kata “jikalau Aku” semua
itu tidak terjadi atau dilakukan oleh ayub seolah-olah ia mau katakan bahwa
semua yang ia lakukan untuk Tuhan dan juga sesama sudah benar, tapi kenapa
masalah yang terjadi belum juga berakhir. sesuai dengan perikop sekali lagi
ayub mengaku tidak bersalah. Seandainya ayub mengatakan jikalau aku tidak
mengarahkan keluargaku untuk hidup dalam kasih Mu, maka ampunilah kesalahan ku.
Mungkin saja saat itu juga Pemulihan terjadi. Karena Cuma itu yang ayub tidak
berhasil lakukan.
Bapa, mama,
serta saudara-saudari yang di berkati Tuhan !
Ketika
situasi hidup yang kita alami sering jauh dari harapan dan impian yang membuat
kita berada dalam penderitaan. Pasti kita akan bertanya apakah mungkin Allah
tidak berpihak kepada kita ? kenapa ee saya jadi majelis, saya jadi tuagama,
saya jadi pengurus wadah, saya tidak pernah alpa dalam beribadah, saya tidak lupa
beri perpuluhan tapi kenapa saya masih saja susah? pertanyaan ini jawabannya
sederhana tidak ada hal yang kebetulan terjadi di dalam dunia ini. Tidak ada
satu manusia pun yang dapat mengerti “Predestinasi” Allah (kehendak bebas Allah
untuk menentukan nasip seseorang atau nasib sebuah bangsa). Oleh sebab itu
segala sesuatu yang terjadi mengharuskan kita untuk mengintrospeksi diri/
melihat kembali treack record (rekam jejak) kehidupan keluarga kita. entah
istri, suami, anak2 apakah mereka juga turut hidup bersama dalam kasih Allah,
dan menciptakan situasi keadilan terhadap sesama? Saya pikir masih banyak hamba
Tuhan (baik Pdt, majelis, Tuagama, Pengurus sektor, Wadah dll, yang keluarganya
tidak mendukung pelayanan mereka. bahkan dalam kehidupan umat pun ada. bapa
pergi sembayang mama dan anak2 tinggal, mama pergi sembayang bapa dengan anak
tinggal katanya bagi tugas bapa su kerja cari uang jadi cape mama ko sendiri pergi
sudah begitu pun sebaliknya. mau bawa anak tapi nanti dong ribut digereja,
tidak ada uang persembahan jadi tidak pergi,
Ada saja alasan untuk tidak beribadah. trus dalam kasus seperti ini kita
mau salahkan siapa? (stop merassa diri benar, dan stop kasi salah Tuhan) Kalau
misalnya hidup tidak pernah berubah, kita/anak2 cari pekerjaan susah, sakit
tidak kunjung sembuh, selalu saja merasa kurang, bakalai trus dalam keluarga/rumah
tangga. Ingat tidak ada yang kebetulan yang terjadi dalam kehidupan kita.
Bapa, mama,
serta saudara-saudari yang di berkati Tuhan !
Semua
ada maksud Tuhan, mungkin saja semua yang terjadi dalam kehidupan kita adalah
teguran dari sang Khalik langit dan bumi ini. untuk itu mari bapa, mama,
saudara-saudari kita introspeksi diri kita. karena persungutan hanya membawa
kita jauh dari berkat Tuhan yang akan dinyatakan dalam kehidupan kita. Kunci
untuk pemulihan hanya lewat merendahkan diri di hadapan Tuhan mengaku bahwa
memang kita salah maka akan ada pemulihan serta berkat Tuhan dalam hidup kita.
Seperti Tuhan memulihkan keadaan Ayub mengembalikan dua kali lipat semua yang
pernah ia miliki. makaseperti itu pula yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Tuhan
memberkati kita dengan firman. Amin.
Taatdan
sungguh sungguh menjalankan ibadah suci dan beriman symfoname to shaleh,
eusebeia, jenis pengabdian yg tertinggikepada allah serta loyal, talmud
tradisi,legenda haggadah, kodex leningrad, masoret, bahasa yunani septuaginta
abadke 3
Tsadig,
perfec, complette, just, lawful, righteous, benar,sempurna lengkap, lurus,
menurutihukum
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar