SIAPA SIH PENDETA VICTOR TH FURIMA (OUTOBIOGRAFI)

Bacaan : Kis 22:1-5 V.F. Khotbah minggu 05 Agustus 2018



V.F. Khotbah minggu 05 Agustus 2018
Bacaan : Kis 22:1-5
Tema : Indonesia adalah rumah bersama
Sub Tema : Pentingnya pendidikan cinta bangsa
Bapa Mama serta Saudara/i Yang di berkati Tuhan


Sesuai dengan tema diatas, maka saya ingin memberikan beberapa pertanyaan kritis kepada kita semua. apa pentingnya pendidikan cinta bangsa ? karena ternyata semua yang telah kita peroleh dalam tahapan pendidikan formal mulai dari SD,SMP,SMA, bahkan perguruan tinggi. yang mana  pendidikan ini telah beberapa kali berganti nama misalnya P4, PMP, PPKN,PKN semua dasar keilmuan itu hanya untuk membentuk karakter dasar masyarakat agar bertindak selayaknya warga negara, yakni dengan memiliki rasa cinta bangga bertanggung jawab terhadap Bangsa.

 

Bapa Mama serta Saudara/i Yang di berkati Tuhan

Sekarang saatnya kita wujudkan/ implikasikan pengetahuan kita yang telah kita dapat  secara sistematis di dunia pendidikan formal dalam kehidupan nyata kita. Namun sepertinya situasi itu hanya sebagai slogan belaka di kehidupan moderen masa kini. Pertanyaan berikut Bicara soal cinta bangsa, apa bentuk kontribusi kita dalam hal menjaga melindungi dan membela bangsa  dari ancaman? Sedangkan lebih banyak kita menciptakan ancaman terhadap bangsa sendiri terorisme yang terjadi akhir2 ini misalnya. Apa bentuk pengorbanan kita dalam hal memelihara, dan melindungi tanah air dalam pengapdian kita sebagai warga negara? stop baku tipu. memelihara dan melindungi tanah air apa? Yang korupsi kolusi dan nepotisme jalan terus. Loyalitas seperti apa yang telah di lakukan dalam hal membuktikan bahwa kita menghormati dan menghargai serta siap merawat tanah air ? kalau mau bicara jujur tidak ada.

Karena semua hal yang di lakukan sekarang perlu dan harus ada imbalan. Sudah tidak ada yang pamrih. Apa lagi berbicara tentang merawat tanah ini. (Contoh: Jangan jauh-jauh kita lihat situasi jalan yang hancur di bawa mesjid raya itu kalau sekarang saya bilang jemaat pniel kapaurtutin pergi untuk perbaiki itu bisa ka tidak kayanya tidak mungkin karena uangyang kita miliki bukan untuk pelayanan seperti itu ? kalaupun bisa karna kita disuruh.apalagi kalau bupati yangsuruh hitunguntuk cari muka supaya kasih proposal bisa terjawab. sedangkan kesadaran kita dan kepekaan kita semua secara pribadi sebenarnya tidak ada.

Bapa Mama serta Saudara/i Yang di berkati Tuhan

Bertolak dari teks bacaan kita maka ini merupakan bagian pertama dari pidato Paulus. Pidato Ini dengan singkat. Paulus memberi suatu kisah tentang masa lampaunya. Pidato ini berisi pembelaan Paulus di hadapan orang Yahudi. karena Paulus dianggap sebagai sosok yang menentang bangsa Yahudi dan menentang hukum Taurat.

Kita akan lihat apa sebenarnya yang paulus lakukan sehingga ia di anggap sebagai sosok yang menentang bangsa yahudi dan menentang hukum taurat setelah itu ia harus di tangkap? ini yang kemudian akan mengantar kita mengerti akan apa isi firman ini.

Oleh sebab itu untuk menjelaskan bahwa paulus menentang bangsa yahudi serta paulus menentang hukum taurat adalah karena dia tidak lagi menjalankan konsep adat istiadat bangsa yahudi menurut orang yahudi, misalnya aturan-aturan bangsa itu mengakui yesus sebagai mesias (jelaskan pengharapan mesianis dari 3 agama samawi). dan menjalankan apa yang menjadi ajaran Yesus Yang sebenarnya orang yahudi tidak pernah mengakui itu, kemudian ajaran tentang sunat, ajaran tentang cara beribadah (kis 21:28) yang Yesus pun diadili karena situasi tersebut. Akhirnya Paulus pun di tangkap dan di adili karena melakukan apa yang dilakukan Yesus.

 

Bapa Mama serta Saudara/i Yang di berkati Tuhan

Rasul paulus menyampaikan pidato pembelaan yang berisikan latar belakang pribadinya untuk menjelaskan bahwa dia  adalah orang yahudi yang mana secara sadar mengetahui bahwa sebenarnya apa yang di lakukan oleh bangsanya yakni bangsa yahudi  adalah salah. Tuhan bukan milik satu bangsa saja melainkan semua bagsa, oleh sebab itu tidak perlu ada perbedaan secara lahiria dalam rumah ibadah seolah-olah gereja hanya milik orang-orang tertentu saja. padahal Entah yang sunat maupun yang tidak, yang kaya maupun yang miskin, yang sakit maupun yang sembuh, yang punya pakian bagus dan yang tidak semua sama di mata Tuhan Allah. Misalnya (....saya mau pi gereja kalau ada orang papua boleh, saya mau jadi majelis kalau ada orang ambon boleh, saya mau jadi PHBG kalau ada si A, B, dan C boleh) hal inilah yang kemudian membuat rasul paulus harus di tangkap dan di adili di depan kaumnya karena ia menentang hal-hal diatas.

 

Bapa Mama serta Saudara/i Yang di berkati Tuhan

Belajar dari paulus maka hal yang paling utama Rasa cinta terhadap bangsa harus di wujudkan dalam konteks kehidupan kita yakni dengan cara memiliki “kesadaran” bahwa Papua adalah tanah kita bersama, rumah kita bersama, sehingga tidak perlu ada perbedaan. Menghargai orang lain mestinya di praktekan dalam hidup beriman kita. Cinta bangsa harus diwujudkan dengan kontribusi yang nyata misalnya menanggung kesalahan orang lain kayanya untuk kehidupan manusia saat ini jarang kita temukan orang yang berjiwa besar yang mau berjuang bagi kepentingan  orang lain. Karena kita lebih banyak mencari posisi aman bagi kehidupan kita secara pribadi (jelaskan contoh jalan di bawah mesjid raya itu kembali).

Bapa Mama serta Saudara/i Yang di berkati Tuhan

Sekali lagi mari kita belajar dari kehidupan Rasul Paulus yakni menunjukan rasa cintanya terhadap bangsa dengan cara berani berkata jujur terhadap kesalahan yang di lakukan oleh bangsanya, kemudian memiliki kesadaran untuk berbuat kebaikan. Memang berbuat kebaikan dalam konteks kehidupan masa kini sudah mulai pudar. Hidup mementingkan diri sendiri cendrung di praktekkan dalam hidup kristiani kita. Padahal kalau belajar dari firman ini dalam situasi yang penuh dilema kita perlu terus dan tetap berjuang bagi kehidupan bersama dengan orang lain dan memperjuangkan hidup orang lain Juga. Sekali lagi untuk memiliki rasa cinta bangga dan bertanggung jawab terhadap Bangsa. kita perlu memiliki kesadaran. kesadaran bahwa kita ini semua sama di mata Tuhan, kesadaran bahwa tidak perlu ada perbedaan, kesadaran bahwa kita adalah satu bangsa.

Tuhan memberkati kita dengan Firman –Amin.

 

 

 

Komentar