Jemaat GPI Papua Betania Sermayam merupakan jemaat yang berada di wilayah pelayanan GPI Papua Klasis Kafalak Bob dan dikategorikan sebagai jemaat trans yang berada di wilayah pelayanan rayon Jagebob. Sejarah jemaat Betania Sermayam berawal dari inisiatif beberapa warga protestan yang tinggal di daerah Sermayam untuk mengadakan ibadah minggu sendiri karena untuk beribadah mereka harus pergi ke kota atau Kuprik. Pada saat mengadakan ibadah Minggu pada pertama kalinya di rumah Bapak S. Kapasiang yang dilayani oleh Bapak Pdt. M. Loupatty yang adalah ketua resort Kuprik, maka saat itu mereka membicarakan untuk membentuk sebuah jemaat. Sehingga tanggal 23 April 2000 saat di baptisnya putra dari Bapak S. Kapasiang, yaitu A. John. K Walinaulik oleh Bapak Pdt. M. Loupatty, maka terbentuknya jemaat ini. Kemudian saat itu jemaat Betania belum memiliki gedung gereja dan mereka sepakat untuk menggunakan gedung gereja Oikumene yang dibangun oleh Dinas Transmigrasi dan Pemukiman pada tahun `1992 yang dipakai oleh Kristen Katolik. Agar ibadah setiap hari minggu berjalan dengan baik maka waktu pelaksanaan ibadah diatur bersama pihak Kristen Katolik dengan membagi dan menyepakati serta menetapkan waktu untuk jam ibadah di gedung gereja Oikumene. Kristen Katolik beribadah pada pukul 07:00 WIT – 08:00 WIT sedangkan Kristen Protestan pada pukul 08:30 WIT – 09:30 WIT. Proses pelayanan ibadah dalam jemaat terus berlangsung yang dilayani oleh Bapak Pdt. M. Loupatty dan Bapak Pdt. Yahya Ndiken serta dibantu oleh dua orang Majelis Jemaat dari jemaat Diaspora Semangga Jaya, yaitu Bapak Petrus Termey dan Bapak Yohanis Wakim dan sampai pada tanggal 25 Mei 2002 diadakan peneguhan Majelis Jemaat pertama oleh Ibu Pdt. Asnat L Lappy S.Ag (penghentar jemaat Pniel Kuprik dan ketua rayon) dan dihadiri oleh BPK Merauke Bapak Dr. J.M. Felubun M.Th selaku sekertaris Klasis. Adapun nama Majelis Jemaat pertama yang diteguhkan, yaitu Bapak Pnt. S. Kapasiang (Ketua), Ibu Pnt. Dorce Membri (sekertaris) dan Ibu Dkn. Maria (bendahara). Pada bulan April 2003 seorang Mahasiswa PKL bernama Irene dari Salatiga datang melakukan tugas pelayanan di jemaat Betania. Adapun nama-nama kepala keluarga jemaat Betania saat itu adalah keluarga Bapak S. Kapasiang, keluarga Bapak E G. Metetmety, keluarga Bapak Teofilus Weyai, keluarga Bapak Jayadi, keluarga Urlolo Hendrik, dan keluarga Ibu Dorce Membri.
Melihat kondisi jemaat maka Majelis Jemaat bersama umat berinisiatif untuk membangun sebuah gedung gereja yang dapat dipakai oleh warga jemaat tanpa harus bertukar jam ibadah dengan umat Katolik. Atas kesepakatan bersama maka panitia pembangunan gedung gereja dibentuk dan bulan Oktober 2005 diadakan peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja yang dihadiri oleh Ketua DPRD Kab. Merauke Bapak Daniel Walinaulik, Kepala Distrik Tanah Miring Bapak Jefry Tahiya, Ketua Klasis Merauke Bapak Yahya Ndiken, keluarga Bapak Dominggus, Keluarga Bapak Yahya Ndiken, keluarga Bapak Dominggus Samita, Bapak Pdt. Thomas Bapcy dan Majelis Jemaat Diaspora Semangga Jaya. Berdirinya gedung gereja pada 27 september 2006 dan proses pembangunan terus berlangsung atas dukungan dana dari swadaya jemaat tetapi juga donator dan bantuan keluarga Bapak S. Kapasiang. Pada tanggal 10 Desember 2006 jemaat sudah menggunakan gedung gereja meskipun pada saat itu gedung gereja belum sepenuhnya selesai dan belum diresmikan serta mimbar yang digunakan baik mimbar besar dan kecil merupakan pemberian dari Jemaat Pniel Kuprik dan digunakan pertama kali oleh Vikaris Sonya Soumokil.
Pada tanggal 4 Oktober 2009 gedung gereja diresmihkan, yang dihadiri oleh BPK Kafalak Bob dan dipimpin oleh Bapak Pdt. Dr. J.M. Felubun M. Th sebagai sekertaris Sinode, yang dihadiri oleh Pdt. Ros Muskita, Ibu Samita dan unsure pemeritah daerah. Secara khusus nama Jemaat Betania ini diberikan oleh Bapak Pdt. Izack Iwong S.Ag kepada Bapak S. Kapasiang selaku ketua Majelis Jemaat.
Jemaat GPI Papua Bertania Sermayam pernah dilayani oleh beberapa pelayan Firman dan sakramen (Pendeta), yaitu Pdt. M. Loupatty, Pdt. A. Heatubun. Selain itu dilayani juga oleh calon pelayan firman dan sakramen (Vikaris) yang menjalani masa vikariat, yaitu Vic. Sonya Somoukil, S. Si (2006), Vic. Meike Matuankotta, S. Th (Sept. 2008 – Sept. 2009), Vic. William Latuihamallo, S.Si (2012), Vic. Fivi Diana Ubwarin, S.Pd. K (2016) Vic, Nicole J Lopatty (2019). Jemaat Betania dilayani juga oleh mahasiswa PKL dari Salatiga Irene (2003), dan dari STT GPI Papua Fakfak Vicktor Th Furima (2013).
Letak Geografis
Jemaat GPI Papua Bethania Sermayam berada di kampung Sermayam Indah Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke. Letak/kedudukannya sangat strategis tepat di pinggiran kota dan berada dalam wilayah Distrik Tanah Miring. Untuk mengetahui keadaan wilayah Jemaat ini dapat di lihat secara letak geografis, sosial budaya, pendidikan, kesehatan dan ekonomi/ mata pencaharian.
a. Letak Geografis
Jika dilihat dari letak geografis Jemaat GPI Papua Bethania Sermayam memiliki batasan-batasan wilayah sebagai berikut:
- Wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kampung Baad
- Wilayah sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Tambat
- Wilayah sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Hidup Baru
- Wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Nguti Bob
Kondisi Ekonomi/Mata Pencaharian
Keadaan ekonomi/ mata pencaharian yang ada di masyarakat Sermayam Indah beraneka ragam, sesuai dengan profesi dan keahlian masing-masing masyarakat tetapi juga anggota jemaat, seperti:
a. Segi perikanan : penangkapan ikan air tawa sebagai penunjang kebutuhan hidup sehari-
hari dengan menggunakan jarring/alat panjing.
b. Segi pertanian : adanya lahan yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman seperti
jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan, mangga, cabe, nenas, padi,
dll.
c. Segi peternakan : hewan peliharaan untuk menunjang kebutuhan adalah ayam, itik,
mentok, anjing, sapi, dll.
d. Segi kehutanan : untuk hutan sangatlah luas sehingga ada hasil yang menunjang
kebutuhan seperti kayu, dan hasil buruan, yaitu rusa, babi, saham,
kasuari, dll.
Berdasarkan sumber-sumber mata pencaharian maka semua di manfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan hidup dan hasilnya bahkan dipasarkan untuk dikelola bagi keluarga serta masa depan anak-anak.
Sosial Budaya
Kampung Sernayam Indah adalah kampung yang plural (majemuk) karena terdiri dari beberapa suku dan merupakan daerah transmigrasi yang mayoritas penduduknya berasal dari Pulau Jawa. Tetapi penduduk asli kampung Sermayam Indah adalah masyarakat suku Marind yang merupakan pemilik hak tanah kampung Sermayam. Walaupun ada perbedaan suku bahasa dan budaya tersebut, kerukunan dan kebersamaan hidup selalu terjalin dengan baik. Sehingga aspek-aspek kehidupan yang ada senantiasa dapat dipahami dan disadari sungguh oleh masyarakat tersebut untuk menjamin kebersamaan hidup yang sesuai dengan kemajemukan yang ada sebagai makhluk sosial yang saling ketergantungan satu sama lain. Masyarakat kampung Sermayam Indah menganut agama Islam, Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Walupun berbeda suku dan agama namun hubungan kekerabatan dalam masyarakat Sermayam Indah terbina dengan baik, hal ini nampak ketika adanya perayaan hari-hari raya keagamaan seperti Natal dan Idul Fitri mereka saling bersilahturami dan hal ini dilakukan setiap tahun. Hal lainnya yang nampak, yaitu saat hajatan atau peristiwa kematian maka tingkat kepedulian dan keprihatinan mereka tunjukkan lewat kehadiran dan memberi bantuan kepada keluarga yang bersangkutan.
Kondisi Pendidikan
Pendidikan adalah yang hal yang sangat penting untuk menunjang masa depan yang baik. Pendidikan di kampung Sermayan Indah ada tiga jenjang/tingkatan, yaitu TK, SD, dan SMP dan telah di lengkapi dengan sarana prasaran berupa bangunan/gedung. Untuk tingkat SMA maka anak-anak harus melanjutkan SMA yang ada di Distrik Tanah Miring atau di kota Merauke. Ada anak-anak dari jemaat Bethania yang hanya menamatkan pendidikan di SMP dan SMA tapi sudah bekerja. Tetapi juga ada yang sementara kuliah dan ada yang telah menamatkan di perguruan tinggi.
Struktur Majelis Jemaat
Majelis GPI Papua Jemaat Betania Sermayam adalah Bapa Pnt. S. Kapasiang (Ketua), Ibu Dkn A. Mahuse, bendahara jemaat Ibu Dorce Membri dan di bantu oleh Bapak Pdt. Rumangun sebagai tuagama.
Ketua Majelis Jemaat : Pnt. S. Kapasiang
Diaken : Dkn. Antoneta Mahuse
Bendahara : Ibu Dorce Membri
Komentar
Posting Komentar