Evaluasi di Akhir Tahun 2023 :
(Sebuah Kritikan Konstruktif untuk Selamatkan Kaimana)
1. Program 4 miliar yang adalah visi dan misi pemerintahan saat ini, perlu dilakukan peninjauan kembali agar tersisa 1 tahun anggaran ini, program tersebut tidak hanya hadir untuk mengejar outputnya saja, tetapi juga ada outcome, impact dan benefit dari program ini. Data: program ini tidak sedikit pun meningkatkan ekonomi masyarakat terutama di kampung-kampung penerima manfaat atas program ini.
Usul saya pribadi, jika dari proses evaluasi tersebut terdapat banyak pekerjaan yang belum rampung di akhir tahun 2023 ini, maka sebaiknya di tahun 2024 mendatang, program ini tidak lagi seluruhnya dikucurkan, agar program lain mendapatkan alokasi anggaran yang memadai untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Tugas dan tanggungjawab DPRD Kaimana untuk mencernanya, memahami dan mengambil sikap, agar gambaran perubahan itu ada dan nyata.
2. Program Kerjasama Batik Air agar tidak dimasukan dan dianggarkan lagi di tahun 2024 mendatang. Karena tiap tahun dianggarkan, namun hingga saat ini Pesawat Batik Air belum juga mendaratkan armadanya di Bandara Utarom Kaimana. Atau masih urgenkah menghadirkan Pesawat Batik Air di Kaimana?
Lagi pula hingga di akhir tahun pemerintahan ini, dua kapal perintis yang telah dianggarkan oleh Pemerintah belum terlihat melayani masyarakat Kaimana saat ini. Belum lagi ada rencana pembangunan 3 bandara perintis di Kaimana, urgensi kah???
3. Pekerjaan proyek fisik yang tiap tahun terlambat dikerjakan agar dievaluasi, di mana letak keterlambatannya, seperti peningkatan ruas jalan Utarom-Casuarina yang tembus 15 miliar, agar dipercepat pengerjaannya karena sangat berdampak pada minimnya tingkat kepercayaan publik bagi pemerintah. Apakah pengerjaan ruas jalan ini pun urgen?? Mengurai kemacetan ataukah mendatangkan malapetaka, karena badan jalan yang ke depannya akan semakin sempit akibat pembangunan ruas jalan dua jalur ini?
4. Laju pertumbuhan ekonomi yang masih sangat rendah (1 persen, bdk 2022) akan terus berdampak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat kecil, agar di tahun 2024 mendatang Pemerintah dan DPRD Kaimana yang akan mengakhiri masa tugasnya di tahun ini politik ini, untuk perbanyak program intervensi pemerintah langsung yang diarahkan ke masyarakat, seperti salah satunya adalah bansos. Tujuannya adalah mendongkrak pertumbuhan ekonomi rakyat. Jika tidak, melemahnya daya beli masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan pokok saat ini, akan menjadi ancaman di tahun 2024 mendatang, yakni pemerintah akan sulit mengendalikan tingkat kepercayaan publik.
5. Distribusi bahan bakar minyak yang fantastis di Setda Kaimana agar dapat dikurangi penganggarannya untuk kepentingan sektor lainnya. Karena dari data yang ada, miliaran rupiah alokasi BBM di Setda, namun aktivitas ke masyarakat jarang dilakukan.
Distribusi bahan bakar minyak yang tidak adil dan merata ini, telah berdampak pula bagi kelompok nelayan dan masyarakat kelas bawah yang mengeluh saban hari, karena harus mengantri BBM dengan susah payah. Padahal kehadiran BBM bersubsidi yang diberikan oleh negara adalah untuk kepentingan kelompok-kelompok ini.
6. Indeks Reformasi Birokrasi yang masih rendah, sangat berpengaruh pada pencapaian program di sejumlah OPD. Untuk itu, sebelum APBD tahun 2024 dibahas, agar segera melantik 42 ASN yang didemosi tidak sesuai dengan regulasi. Tujuannya agar mengembalikan tata kelola pemerintahan profesional, arif dan bijaksana.
7. Hentikan alokasi pengembangan pariwisata Teluk Triton yang tidak melibatkan masyarakat lokal dan mengucurkan alokasi anggaran itu untuk mempersempit disparitas antara kota dan kampung. Ketimpangan ini jika tidak segera dilakukan maka disparitas semakin melebar, yang kaya akan tetap kaya dan raya, serta yang miskin akan semakin melarat.
8. Persoalan stunting dan miskin ekstrim di Kaimana, harus disikapi secara bijaksana, dengan tentu berani mengambil kebijakan anggaran yang cermat untuk menggerakkan ekonomi produktif masyarakat. Jika ini tidak dilaksanakan secara serius, maka kita sedang menciptakan sumber daya manusia Kaimana yang tidak siap untuk menghadapi Indonesia Emas tahun 2045 mendatang. Kondisi dan persoalan yang hari ini sedang mengurat-akar adalah persoalan serius yang perlu ditangani bersama.
9. Dua Kapal Perintis yang dianggarkan hingga belasan miliar rupiah jumlahnya pada tahun 2023 ini, belum hadir di Kaimana, merupakan sebuah bentuk pembohongan terhadap publik. Hadirnya dua unit kapal perintis yang diharapkan dapat memperlancar aksebilitas masyarakat, sepertinya sirna ditelan waktu. Akankah di tahun 2024 mendatang, dua kapal tersebut bisa menjawab keluhan warga akan sulitnya transportasi di Kaimana?
10. Selamat Menghadapi pergantian tahun 2023 ke 2024. Mohon maaf jika dari kritikan ini menyinggung asa, tapi juga tak ingin membuyarkan asa untuk Kaimana yang lebih baik...
MARI SELAMATKAN KAIMANA!!!
Komentar
Posting Komentar